Doktrin baru ini menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir untuk mencegah:
Dokumen itu juga menyoroti potensi proliferasi senjata pemusnah massal, pembangunan sistem rudal di dekat perbatasan, hingga ancaman sabotase lingkungan.
Inti dari semua penjelasan di atas adalah bahwa penggunaan bom nuklir oleh Rusia dianggap tidak mendesak dan belum diperlukan. Konflik masih berada dalam skala yang dapat diatasi dengan kekuatan konvensional. Selain itu, penggunaan nuklir bisa memicu eskalasi global yang lebih besar dan berbahaya, termasuk keterlibatan langsung negara-negara NATO.
Rusia juga menyadari dampak politis, ekonomi, dan kemanusiaan jika mereka nekat meluncurkan senjata nuklir. Oleh karena itu, opsi nuklir tetap menjadi langkah terakhir yang sangat dihindari.
Pertanyaan kenapa Rusia tak pakai bom nuklir lawan Ukraina? terjawab melalui kebijakan resmi dan sikap hati-hati pemerintah Rusia. Selama syarat dalam doktrin nuklir belum terpenuhi, dan selama konflik bisa dikendalikan dengan senjata konvensional, bom nuklir akan tetap disimpan sebagai opsi terakhir.