Organisasi Yahudi-Israel dan Palestina-Israel juga menyuarakan tuntutan serupa. Mereka memperingatkan perilaku tidak bertanggung jawab yang dilakukan polisi yang ditempatkan di Kota Tua Yerusalem mauoun pintu masuk Masjid Al Aqsa bisa memicu konflik di wilayah tersebut.
Dalam suratnya, direktur organisasi tersebut mengungkap sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, polisi sudah mengurangi masuknya warga Muslim Israel ke Masjid Al Aqsa untuk salat secara signifikan.
Organisasi juga mendesak pimpinan kepolisian untuk memberikan instruksi yang jelas kepada semua petugas di Yerusalem selama Ramadan untuk memastikan kebebasan beribadah serta menghindari perilaku yang mempermalukan umat Islam.
Surat kabar Israel Maariv sebelumnya melaporkan badan keamanan dalam negeri Shin Bet keberatan dengan seruan Ben Gvir untuk mencegah warga Palestina dari Tepi Barat memasuki Masjid Al Aqsa selama Ramadan. Shin Bet mendesak agar penduduk Tepi Barat berusia 45 tahun ke atas diizinkan memasuki Masjid Al Aqsa tanpa syarat serta tak ada pembatasan bagi warga Palestina di Israel.