Kerugian yang Dialami Rusia dari Invasi ke Ukraina: Kehilangan Tentara hingga Sanksi Ekonomi

Tim Litbang MPI
Alifia Nur Faiza
Ukraina mengklaim telah menghancurkan puluhan pesawat tempur dan ratusan tank milik Rusia dalam kurun sebulan sejak serangan Moskow ke negara itu (ilustrasi). (Foto: Reuters)

Secara spesifik, berdasarkan artikel dari Oryx, dari 155 kendaraan dan peralatan perang yang Rusia miliki, 68 di antaranya hancur, 6 rusak, 21 ditinggalkan, 60 dikuasai musuh. Sementara sembilan tank milik Moskow hancur, satu rusak, tiga ditinggalkan, dan 2 dikuasai lawan. 

Sebanyak dua kapal pendarat mengalami rusak dan hancur. Sebuah kapal patroli hancur. Selain itu, dari 68 pesawat, yang mengalami hancur sebanyak 57 buah, 4 rusak, 2 ditinggalkan, dan 5 dikuasai. Truk, kendaraan, dan jeep sejumlah 65, sebanyak 31 hancur, 2 rusak, 14 terbengkalai, dan 18 dikuasai. 

Sementara Vox melaporkan, menurut data yang masuk ke Departemen Pertahanan AS (Pentagon), lebih dari 7.000 tentara Rusia tewas setelah tiga minggu pertempuran. Bahkan, dikatakan jumlah kematian ini jauh lebih besar dibandingkan dengan 20 tahun pertempuran tentara Amerika Serikat di Afghanistan. 

Para tentara Rusia itu dikatakan tewas di medan perang akibat serangan militer Ukraina. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka mengalami kelaparan, kedinginan, dan kelelahan karena berjaga di tengah musim dingin selama berminggu-minggu di Belarusia dan dekat perbatasan Ukraina, menanti perintah dari Angkat Senjata Rusia. 

Sementara itu, dari segi ekonomi, Rusia juga mengalami kerugian yang diklaim media Barat tak kalah besar. Berbagai sanksi telah dijatuhkan oleh berbagai negara, termasuk Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat, bahkan termasuk sanksi SWIFT (Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication), sistem keuangan terbesar di dunia, dan diyakini Rusia diblokir secara resmi dari pasar keuangan global. 

Semua media Rusia juga diblokir oleh perusahaan-perusahaan teknologi dunia, seperti YouTube dan Facebook. Namun, Pemerintah Rusia kemudian membalasnya dengan melarang Facebook dan Instagram di negara tersebut.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
9 jam lalu

Trump Hina Somalia Negara Sampah, Menlu Ali Omar: Keliru, Penghinaan!

Internasional
10 jam lalu

Disebut Negara Sampah oleh Trump, Ini Respons Perdana Menteri Somalia

Internasional
11 jam lalu

Trump Sebut Putin Ingin Perang Rusia-Ukraina Segera Berakhir

Internasional
11 jam lalu

Mahathir Sebut Perjanjian Dagang Malaysia-AS Rugikan Pribumi, Ini Respons Pemerintah

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal