Moskow menyatakan, negosiasi yang tepat diperlukan untuk mewujudkan pembentukan negara Palestina merdeka sesuai batas-batas wilayah yang ditetapkan pada 1967 dengan ibu kota di Yerusalem Timur.
“Kami menganggap eskalasi skala besar yang terjadi saat ini sebagai manifestasi lain yang sangat berbahaya dari lingkaran setan kekerasan yang diakibatkan oleh kegagalan kronis dalam mematuhi resolusi-resolusi PBB dan Dewan Keamanannya serta pemblokiran oleh Barat terhadap upaya-upaya Kuartet Timur Tengah selaku mediator internasional yang terdiri atas Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.