Amerika Serikat sejak tahun lalu memberlakukan pembatasan impor kepada beberapa perusahaan China serta larangan visa bagi pejabat yang tidak disebutkan namanya terkait dengan Xinjiang, namun belum memberlakukan sanksi keuangan lebih keras.
PBB memperkirakan lebih dari 1 juta muslim Uighur dan etnis lain ditahan di kamp-kamp yang diklaim sebagai fasilitas pendidikan di Xinjiang. Departemen Luar Negeri AS juga menuduh China melakukan kekerasan terhadap muslim di sana.
Sementara itu China menepis melakukan penganiayaan dan berdalih kamp-kamp tersebut memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstrimisme.
Namun pada mantan penghuni kamp mengaku mereka dipaksa melakukan aktivitas yang bertentangan dengan agama seperti memakan daging babi dan tidak boleh melaksanakan kewajiban agama.