Kisah Kelam Aktivis GSF di Tahanan Israel: Muslimah Dirampas Jilbabnya dan Dipukul

Anton Suhartono
Fatima Hendricks, aktivis GSF asal Afrika Selatan, menggambarkan malam penangkapan Israel sebagai neraka yang tak akan terlupakan (Foto: AP)

JOHANNESBURG, iNews.id - Kesaksian mengerikan datang dari enam aktivis kemanusiaan asal Afrika Selatan yang baru dipulangkan dari Israel. Mereka, yang tergabung dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) menuju Gaza, menceritakan bagaimana tentara Israel memperlakukan para tahanan dengan kejam, termasuk kekerasan terhadap perempuan Muslimah dan pelecehan terhadap simbol keagamaan.

Salah satu korban, Fatima Hendricks, menggambarkan malam penangkapan itu sebagai “neraka yang tak akan terlupakan”. Dia dan para aktivis lain diserbu tentara Israel ketika kapal mereka melintasi perairan internasional menuju Gaza. 

Setelah ditangkap, mereka diborgol, diarak, dan dipaksa menunduk di depan warga Israel di pelabuhan Ashdod.

“Kami ditodong senapan ke dahi, lalu dipukul ketika mencoba membantu dua rekan yang jatuh. Mereka menyeret perempuan ke sel isolasi,” ujar Hendricks, dalam keterangannya dikutip Sabtu (11/10/2025).

Menurut Hendricks, di dalam penjara, tentara Israel memaksa para tahanan Muslimah melepaskan jilbab. 

“Saya sudah mengenakan jilbab sejak usia 11 tahun. Memaksa kami untuk menanggalkannya adalah bentuk penghinaan terhadap keyakinan kami dan bukti kebencian mereka terhadap Muslim," katanya.

Dia menuturkan ada sekitar 10 hingga 12 tahanan perempuan di sel mereka. Namun saat meminta kasur tambahan, dua perempuan dipukuli oleh penjaga. 

“Mereka tidak mengenal belas kasih selain kekerasan,” ujarnya.

Kesaksian serupa juga disampaikan oleh Mandla Mandela, cucu mendiang Nelson Mandela, yang turut serta dalam misi GSF. Dia menyebut tindakan Israel bukan sekadar penahanan, tetapi penculikan di laut internasional.

Namun dia tak ingin membesar-besarkannya karena tak ingin fokus pemberitaan menjadi teralihkan, bukan lagi ke penderitaan warga Gaza.

“Kami diculik di perairan internasional. Rakyat Palestina setiap hari diserang dan dibunuh. Narasinya bukan tentang kami, tapi tentang kekejaman yang mereka hadapi,” ujarnya.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
4 jam lalu

Anggota Parlemen Israel Dicopot usai Potong Pidato Trump, Minta Pengakuan Negara Palestina

Nasional
5 jam lalu

Prabowo Dikabarkan Kunjungi Tel Aviv, Menlu: Presiden Kembali ke Tanah Air usai Acara di Mesir Selesai

Nasional
6 jam lalu

Heboh Media Israel Sebut Prabowo Bakal Kunjungi Tel Aviv, Ini Penjelasan Menlu

Internasional
8 jam lalu

Melunak, Trump Beri Izin Hamas Pulihkan Persenjataan Usai Perang

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal