Bagi USACV, panduan tersebut "mengejutkan dan sengaja dibuat pelik".
Pernyataan USACV menyebut, tradisi secara tegas memegang teguh prinsip keperawanan baik secara fisik maupun spiritual.
Hayes sendiri mengaku, dirinya secara pribadi ingin mendapat penjelasan dari pihak otoritas Gereja.
"Dokumen menyebutkan calon pengantin boleh saja dari mereka yang sudah pernah menikah atau yang pernah melanggar prinsip kesucian," katanya.
Dia menduga mungkin ini bagi perempuan yang di masa lalu pernah menjadi korban perkosaan.
Bagaimanapun, dia mendukung langkah Gereja mendorong makin banyak perempuan menjadi anggota komunitas "perawan yang disucikan".
Menurutnya, ada kebutuhan bagi orang-orang untuk memberikan "komitmen radikal" kepada Tuhan.