Daerah pemilihan Maung di Yangon merupakan salah satu yang paling beragam secara etnis. Ada sekitar 30.000 penduduk yang hampir terbagi rata antara penganut Budha, Islam, serta minoritas Rakhine, China, dan India.
"Saya akan bekerja untuk orang-orang dari semua agama, terutama mereka yang didiskriminasi dan ditindas atau dirampas hak asasi manusia," tuturnya.
Maung harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kartu identitas berlabel etnis "darah campuran". Warga yang berstatus seperti itu harus rela mengalah dalam antrean di kantor-kantor pemerintah.
"Orang yang belum pernah mengalaminya, tidak akan bisa mengerti (kondisinya) seperti apa," ujarnya.
Maung mencritakan dia diserang dari semua sisi ketika pencalonannya diumumkan.
"Orang-orang menyebarkan informasi tak benar, menyebut saya teroris dan mengatakan saya ingin bahasa Arab diajarkan di sekolah-sekolah," ujarnya.
Bahkan kritikan juga datang dari kalangan muslim yang menuduhnya tidak salat atau menjadi atheis.