SEOUL, iNews.id – Korea Selatan pada Jumat (29/5/2020) ini mulai memberlakukan pembatasan pada jumlah murid yang bersekolah di Kota Seoul dan sekitarnya. Kebijakan ini diambil ketika para pejabat setempat disibukkan lagi untuk menangani kasus-kasus baru virus corona (Covid-19) yang mengancam keberhasilan negeri ginseng dalam mengatasi epidemi tersebut.
Hanya sepertiga murid di taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah di Daerah Metropolitan Seoul—yang jadi tempat bermukim bagi setengah dari populasi Korea Selatan—akan diizinkan untuk bersekolah secara fisik setiap hari. Sementara, murid-murid lainnya menjalani kegiatan belajar mengajar jarak jauh.
Korea Selatan sebelumnya sempat menjadi salah satu negara yang mengalami wabah Covid-19 terburuk di luar China. Namun, pemerintah setempat tampaknya berhasil mengendalikan penularan penyakit itu berkat program pelacakan (tracking), tes spesimen, dan pengobatan dalam skala luas walaupun tidak pernah memaksakan karantina wilayah (lockdown) wajib kepada penduduknya.
Bahhkan, aturan jaga jarak sosial (social distancing) di negeri itu malah dilonggarkan oleh pemerintah sejak 6 Mei lalu, sehingga Korea Selatan menjadi salah satu negara percontohan yang menerapkan new normal (keadaan normal baru) di tengah pandemi Covid-19. Sekolah di Korsel telah dibuka kembali secara bertahap dalam proses yang terus berlanjut secara nasional.
Namun, munculnya klaster baru penularan virus corona di kawasan Seoul memaksa pemerintah memberlakukan kembali sejumlah pembatasan sosial di ibu kota itu dan wilayah sekitarnya. Korea Selatan mengumumkan 79 kasus baru infeksi Covid-19 pada Kamis (28/5/2020). Itu adalah lonjakan kasus harian terbesar di negeri ginseng sejak 81 kasus baru diumumkan pada 5 April lalu.