Sementara analis politik Oznur Kucuker Sirene memberikan teguran keras kepada majalah tersebut dalam sebuah tweet. Dia tidak menyangka dukungan orang Turki dulu dibalas dengan ejekan.
"Bahkan orang Turki adalah 'Charlie Hebdo' untuk berbagi kesedihan Anda dan hari ini Anda berani mengejek penderitaan seluruh rakyat. Seseorang harus benar-benar berani melakukan ini sementara masih ada bayi yang menunggu untuk diselamatkan di bawah reruntuhan," katanya.
Sejumlah netizen juga mengecam Charlie Hebdo. Mereka mengingatkan bagaimana orang Turki menggelar pawai sebagai bentuk dukungan kepada mereka setelah serangan pada 2015 lalu. Mereka bersatu berkampanye "Je suis Charlie". Namun, aksi mereka itu dibalas dengan kartun yang dianggap banyak orang sebagai cemoohan.
Ada pula netizen yang mengatakan "satu-satunya sumber pendapatan untuk surat kabar ini adalah Islamofobia".
"Tidak ada rasa hormat terhadap kehidupan manusia, tidak ada rasa malu, hanya kejahatan. Ini selalu menjadi semangat sejati Charlie Hebdo." cuit seorang netizen.
Sementara beberapa netizen membela Charlie Hebdo. Mereka menyebut komik gempa Turki-Suriah itu sebagai sindiran dan membutuhkan konteks. Ada juga yang mengatakan kartun itu menunjukkan semangat sejati Charlie Hebdo.