"Kondisinya baik, dia berbicara. Dia mengatakan, 'Cepat keluarkan sata dari sini, Saya menderita claustrophobia (fobia ruangan sempit dan tertutup)'," kata seorang petugas SAR, menirukan pernyataan korban, seperti dikutip dari Reuters.
Tim SAR menyusuri jalan-jalan di Kota Antakya. Setiap kali melewati reruntuhan bangunan, mereka meminta semua untuk diam. Tujuannya apakah ada suara teriakan minta tolong dari balik reruntuhan.
Gempa Turki pada 6 Februari menempati urutan ketujuh sebagai bencana alam paling mematikan di dunia abad ini. Jumlah korbannya mendekati 31.000, angka kematian gempa di Iran pada 2003.