Dari jumlah itu, kata Suga, 87 orang di antaranya tewas akibat banjir dan sisanya karena tanah longsor dan sebab lain.
Sementara itu, stasiun televisi NHK melaporkan 109 orang tewas dan 89 lainnya hilang. Jumlah ini mendekati bencana serupa yang terjadi pada 1983, di mana korban tewas mencapai 117 orang.
Para korban terdampak bencana harus menghadapi cuaca panas hingga 30 derajat Celsius. Sebagian wilayah Jepang sudah memasuki musim panas pekan ini. Permasalahannya, aliran listrik diputus karena banjir, menyebabkan rumah tangga tak bisa menggunakan pendingin ruangan. Kondisi ini diperparah dengan putusnya aliran air untuk rumah tangga.
Sebanyak 13.000 rumah tak dialiri listrik dan ratusan ribu tak mendapat pasokan air.
"Kami tak bisa mandi. Toliet-toilet tidak bisa digunakan dan persediaan makanan kami menipis," kata Yumeko Matsui, warga Kota Mihara, dikutip dari Reuters.
"Minuman botol dan teh hilang dari mini market dan toko lainnya," ujarnya, menambahkan.