Kunjungan Menlu RI Sugiono ke Korea Utara Ternyata Bikin Korea Selatan Waswas

Anton Suhartono
Pembaruan hubungan diplomatik Indonesia dengan Korea Utara menimbulkan kekhawatiran Korea Selatan (Foto: Kemlu RI)

SEOUL, iNews.id - Korea Selatan (Korsel) mencermati kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono ke Korea Utara (Korut) pada 10-11 Oktober lalu untuk menghadiri parade militer memperingati ulang tahun ke-80 Partai Pekerja yang berkuasa di negara tersebut. Itu merupakan kunjungan pertama pejabat Indonesia ke Korut sejak 12 tahun.

Menlu Sugiono bertemu mitranya dari Korut  Choe Son Hui di Pyongyang pada 11 Oktober membahas hubungan serta menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang Pembentukan Konsultasi Bilateral.

Kedua negara memperbarui MoU yang menetapkan mekanisme konsultasi bilateral, bertujuan memperluas kerja sama di berbagai sektor, seperti politik, sosial budaya, teknis, dan olahraga.

Tak dijelaskan secara detail bidang-bidang kerja sama RI-Korut terutama di bidang teknis, namun para pengamat di Korsel mengkhawatirkan kerja sama tersebut karena Indonesia kini berstatus salah satu mitra pertahanan utama Korsel.

Pembaruan hubungan diplomatik Indonesia dengan Korut menimbulkan kekhawatiran atas kemungkinan pelanggaran teknologi sensitif terkait proyek pengembangan bersama jet tempur KF-21.

Para pejabat Korsel menegaskan, data KF-21 dilindungi berdasarkan perjanjian kerahasiaan kedua negara. Namun, para pengamat di Negeri Gingseng khawatir berdasarkan catatan masa lalu, seperti tuduhan atau skandal kebocoran data rahasia hingga penundaan pembayaran.

KF-21 Boramae, proyek jet tempur generasi 4,5 yang diluncurkan bersama pada 2015, dijadwalkan selesai pada 2026. Namun, penundaan pembayaran membuat proyek juga molor.

Indonesia awalnya setuju untuk mendanai sekitar 20 persen dari proyek tersebut atau senilai 8,1 triliun won (sekitar 5,9 miliar dolar AS). Keuntungan bagi Indonesia mendapat 48 pesawat unit jet tempur IF-X, varian pesawat untuk Indonesia, yang akan diproduksi melalui transfer teknologi.

Namun karena penundaan pembayaran beberapa kali, kedua pihak pada Juni lalu sepakat untuk mengurangi kontribusi Indonesia menjadi sekitar 600 miliar won atau sepertiga dari jumlah awal, dengan konsekuensi Indonesia hanya mendapat transfer teknologi lebih sedikit.

Kepercayaan Korsel semakin terguncang tahun lalu ketika para engineer Indonesia di Korea Aerospace Industries berupaya mengambil flash drive USB berisi data rahasia KF-21 dari sebuah fasilitas produksi. Jaksa pada Juni lalu membebaskan lima engineer tersebut dari tuntutan pidana.

Para pengamat Korsel menyerukan langkah-langkah pencegahan menyusul hubungan diplomatik yang kembali terjalin antara Indonesia dan Korut.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Nasional
2 hari lalu

Prabowo Tegaskan Indonesia Bisa Atasi Musibah di Sumatra, Bukti Kekuatan Bangsa

Nasional
2 hari lalu

Prabowo: Negara Bergerak Cepat Tangani Bencana, Indonesia Bangsa yang Kuat

Internasional
2 hari lalu

Banjir Dahsyat di Asia Renggut 1.600 Nyawa, PBB Pantau Terus

Nasional
2 hari lalu

Lepas Kontingen SEA Games 2025, Prabowo Ungkap Pernah Bercita-cita Jadi Atlet

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal