Taiwan menghadapi tekanan kuat dari China, termasuk aktivitas militer di dekat wilayah, sejak kemenangan Lai dalam pemilu lalu. China menyebut Lai sebagai tokoh separatis, tak jauh berbeda dengan pendahulunya Tsai.
“Sesama rakyat, kita punya cita-cita untuk mewujudkan perdamaian, tapi kita tidak boleh berilusi. Sebelum China berhenti menggunakan kekuatan militer untuk menyerang Taiwan, rakyat harus memahami hal ini: Sekalipun kita menerima semua klaim China dan menyerahkan kedaulatan, ambisi China untuk mencaplok Taiwan tidak akan pernah hilang,” ujarnya.
Pelantikan Lai dihadiri mantan pejabat AS sebagai utusan Presiden Joe Biden, anggota parlemen beberapa negara termasuk Jepang, Jerman dan Kanada, serta para pemimpin dari 12 negara yang masih menjalin hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, seperti Presiden Paraguay Santiago Pena.
Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengucapkan selamat kepada Lai dengan mengatakan negaranya berharap dapat bekerja sama untuk memajukan kepentingan dan nilai-nilai bersama, memperdalam hubungan tidak resmi yang telah lama terjalin, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.