Akan tetapi, hal tersebut juga berisiko meningkatkan penggunaan bahan narkoba alternatif seperti fentanil atau opioid sintetik secara global, menurut UNODC, meski itu bukan menjadi urusan Taliban maupun rakyat Afghanistan.
Pemimpin spiritual tertinggi Taliban melarang penanaman narkotika pada April 2022. Kementerian Dalam Negeri Taliban pun menyatakan bakal menghancurkan tanaman sejenis yang masih tersisa.
Pada 2000, semasa pemerintahan mereka sebelumnya, Taliban melarang penanaman opium karena mereka mencari legitimasi internasional. Akan tetapi, pada waktu itu mereka menghadapi reaksi keras dari masyarakat Afghanistan.
Banyak provinsi di mana Taliban secara historis mendapatkan dukungan tingkat tinggi, seperti Helmand di bagian selatan, ternyata memiliki konsentrasi penanaman opium poppy yang besar. UNODC mengatakan, banyak petani telah beralih ke menanam gandum namun pendapatan mereka menjadi jauh lebih sedikit dibandingkan opium.