Selain itu virus ini juga bisa menginfeksi berbagai macam hewan membuat kemungkinan penyebarannya semakin besar. Penularan bisa melalui kontak langsung atau dari makanan yang terkontaminasi.
Orang yang terinfeksi virus Nipah bisa mengalami gejala pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan ensefalitis atau pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang dan kematian.
Ini merupakan penyakit yang sedang dicegah oleh WHO agar tidak menyebar sebagaimana corona.
Menghindari kelelawar mungkin cara sederhana untuk terlepas dari potensi paparan. Namun seiring bertambahnya populasi, manusia mengubah kondisi dengan menghancurkan habitat satwa liar.
Semakin banyak kawasan yang dirambah, potensi kontak dengan hewan liar yang membawa virus juga tinggi.
"Penyebaran patogen (zoonosis) ini dan risiko penularan dipercepat denga perubahan penggunaan lahan seperti penggundulan hutan, urbanisasi, dan intensifikasi pertanian," kata Rebekah J White dan Orly Razgour, dalam ulasan University of Exeter 2020 tentang penyakit zoonosis.
Disebutkan 40 persen populasi dunia tinggal di kawasan Asia dan Pasifik dan urbanisasi yang pesat masih berlangsung.
Berdasarkan data Bank Dunia, hampir 200 juta orang pindah ke daerah perkotaan di Asia Timur antara tahun 2000 dan 2010.