BERLIN, iNews.id - Presiden Prancis, Emanuel Macron, mendarat di Jerman pada Minggu (26/5/2024) untuk kunjungan kenegaraan yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari. Kunjungan tersebut akan diisi dengan agenda pertemuan bilateral antara pemimpin kedua negara yang menjadi kekuatan terbesar Uni Eropa itu.
Reuters melansir, menurut rencana, Macron tak hanya menyambangi Ibu Kota Berlin, melainkan juga Kota Dresden di bagian timur Jerman, dan Kota Muenster di wilayah barat negeri panser itu. Meski Prancis dan Jerman bertetangga dan jarak antara Paris-Berlin (1.054 km) hanya setara jarak Jakarta-Banyuwangi (1.064 km), kedatangan Macron hari ini menjadi kunjungan kenegaraan pertama presiden Prancis ke Jerman dalam 24 tahun.
Kunjungan itu akan dilihat para pengamat Eropa sebagai pemeriksaan terhadap kesehatan hubungan Jerman-Prancis yang akan mendorong pembuatan kebijakan Uni Eropa di masa mendatang. Apalagi saat ini, benua biru itu sedang menghadapi sejumlah tantangan besar, mulai dari perang Ukraina hingga kemungkinan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS pada November nanti.
Macron dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, memiliki gaya kepemimpinan yang sangat berbeda. Keduanya secara terbuka berselisih mengenai banyak isu, mulai dari masalah pertahanan hingga energi nuklir, sejak Scholz menduduki tampuk kekuasaan di Berlin pada akhir 2021. Namun, akhir-akhir ini mereka telah mencapai kompromi di berbagai bidang, mulai dari reformasi fiskal hingga perubahan subsidi pasar energi, yang memungkinkan Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan dan membentuk kakuatan yang lebih solid.
“Ada ketegangan dalam hubungan Jerman-Prancis, namun hal ini sebagian disebabkan karena kedua negara telah membahas beberapa topik yang sulit,” kata Yann Wernert dari Jacques Delors Institute di Berlin. Dia mencatat bahwa kedua negara juga telah sepakat mengenai perlunya memperluas Uni Eropa ke kawasan timur benua biru.