Dia juga mengkritik Facebook dan Twitter karena hanya mengizinkan satu sisi argumen tanpa memberikannya kesempatan untuk menjelaskan. Posting-an Mahathir di kedua platform media sosial itu telah dihapus.
“Di satu sisi, mereka membela orang-orang yang memilih untuk menampilkan kartun Nabi Muhammad serta mengharapkan semua muslim menelannya atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi. Di sisi lain, mereka dengan sengaja menghapus bagian bahwa umat Islam tidak pernah balas dendam. Ketidakadilan yang mereka alami di masa lalu," tuturnya.
Mahathir menambahkan, seruannya bahwa Prancis harus menjelaskan kepada warga mereka agar lebih peka dan menghormati keyakinan orang lain diabaikan.
"Apa yang dipromosikan dalam reaksi tulisan saya adalah untuk membangkitkan kebencian Prancis terhadap muslim," ujarnya.