"Tapi, seiring bertambahnya usia, Anda akan menyadari, tidak dapat mengubah pasangan Anda dan dia juga tidak dapat mengubah saya. Kami belajar untuk menerima bahwa begitulah kondisi masing-masing," kata Mahathir, menambahkan.
Mahathir dan Hasmah bertemu pertama kali saat kuliah di Sekolah Kedokteran King Edward VII Singapura (sekarang Universitas Nasional Singapura) pada 1947. Namun mereka baru menikah pada 1956.
Menurut Mahathir, Hasmah telah menemani sebagian besar perjalanan panjangnya sebagai politikus, meskipun dia bukan orang politik. Hasmah bekerja sebagai dokter. Keduanya kini dikaruniai tujuh anak.
"Istri saya selalu mengatakan bahwa di balik pria sukses, ada seorang istri, bukan sekadar seorang perempuan," kata Mahathir.
"Saya harus meninggalkan dia karena saya harus bekerja, dan dia menerimanya. Di lain pihak, saya juga memberikan toleransi. Saya rasa ada kebutuhan untuk saling memberikan toleransi," katanya lagi.