Hingga saat ini, otoritas Djibouti belum mengeluarkan alasan penahanan Yasin.
Pada 6 September, Perdana Menteri Somalia, Mohamed Hussein Roble memecat Fahad Yasin sebagai kepala Badan Intelijen dan Keamanan Nasional (NISA). Itu dilakukan beberapa bulan setelah pembunuhan misterius seorang agen intelijen wanita, Ikran Tahlil.
Perdana menteri memerintahkan jaksa agung untuk menyelidiki pembunuhan agen wanita NISA yang terbunuh pada bulan Juni. Namun, Farmaajo justru meminta Yasin untuk melanjutkan perannya. Dalam sebuah pernyataan, presiden menyebut pemecatan itu ilegal.
Kedua pemimpin, Roble dan Farmaajo, bersitegang atas perekrutan dan pemecatan di lembaga-lembaga keamanan negara. Hal ini memicu ketidakstabilan politik di negara itu.