TEL AVIV, iNews.id - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Avigdor Lieberman menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sengaja memperpanjang perang di Jalur Gaza hingga pemilu mendatang.
Namun pemimpin Partai Yisrael Beiteinu itu menegaskan, segala intrik politik yang dimainkan Netanyahu tak akan bisa meloloskannya dari berbagai tuntutan setelah perang berakhir atau setidaknya begitu semua sandera Israel dibebaskan.
"Netanyahu ingin memperpanjang perang hingga pemilu," kata Lieberman, kepada stasiun televisi pemerintah KAN, dikutip Senin (21/7/2025).
Lieberman tidak menjelaskan apakah yang dia maksud adalah pemilu setelah masa jabatan Netanyahu berakhir pada Desember 2026 atau pemilu awal yang mungkin berlangsung pada akhir 2025 atau awal 2026.
Lebih lanjut dia menegaskan, tidak mungkin melenyapkan Hamas sebagaimana tujuan perang Netanyahu saat ini, kecuali semua sandera dibebaskan. Membebaskan sandera, berarti adalah mencapai kesepakatan.gencatan senjata. Sementara Hamas menghendaki syarat utama gencatan senjata adalah penghentian perang permanen.
Perundingan gencatan senjata tidak langsung di Doha, Qatar, yang dimulai pada 6 Juli lalu tampaknya masih jauh dari penghentian perang.
Namun seorang sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada Anadolu, kelompok perlawanan tersebut menerima peta terbaru yang diusulkan para mediator. Peta itu menunjukkan wilayah-wilayah di Gaza yang masih akan berada di bawah kendali Israel. Selanjutnya Hamas akan memulai konsultasi internal dengan faksi-faksi perlawanan lain untuk mengevaluasi peta-peta tersebut.