JAKARTA, iNews.id – Isu tentang dugaan campur tangan politik dan kurangnya netralitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024 turut disorot media asing. Beberapa di antaranya menyebut kepala negara kini dibanjiri kritik dari publik dalam negeri atas masalah tersebut.
Reuters pada hari ini mengangkat berita berjudul “Indonesia Leader Accused of Bias, Interference in Presidential Election” (Pemimpin Indonesia Dituduh Berat Sebelah dan Campur Tangan dalam Pemilihan Presiden). Di situ disebutkan, meski belum secara eksplisit mendukung salah satu dari ketiga capres yang berkompetisi pada pemilu 14 Februari nanti, Jokowi kerap tampil bersama capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang maju bersama putra sang presiden, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres.
“Di Indonesia, presiden yang menjabat diperbolehkan berkampanye untuk kandidatnya asalkan mereka tidak menggunakan sumber daya negara dan msti mengambil izin resmi untuk melakukannya, namun petahana biasanya tetap netral,” tulis Reuters, Kamis (1/2/2024).
Media itu melansir, sejak Oktober, ketika Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah syarat pencalonan dalam UU Pemilu demi mengizinkan putra Jokowi yang berusia 36 tahun mencalonkan diri bersama Prabowo, presiden menghadapi banyak tuduhan pelanggaran etika dan hukum. Terakhir, dia menyatakan presiden boleh memihak di ajang pemilu.
“Ya ini kan hak demokrasi, hak politik setiap orang setiap menteri sama saja. Yang paling penting presiden itu boleh lho itu kampanye, presiden itu boleh lho memihak, boleh,” kata Jokowi selepas acara serah terima sejumlah alutsista didampingi Menhan Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2024).