Lantas, mengapa efek gempa di Maroko bisa sangat menghancurkan dan mematikan, padahal skala kekuatannya relatif tidak terlalu besar? Salah satu faktor penyebabnya adalah kedalaman sumber gempa yang tergolong dangkal, yakni gempa yang terjadi pada kedalaman kurang dari 60 km.
Berdasarkan data awal USGS, pusat gempa ada di kedalaman 18,5 km. Sedangkan gempa pada 1960 terjadi di kedalaman 10 km.
Dikutip dari buku Panduan Keselamatan saat Gempa Bumi (2021), gempa bumi dangkal bersumber dari aktivitas pergerakan sesar aktif di darat. Jika sesar aktif ini melintang di sepanjang permukiman padat, maka dapat menimbulkan kerugian material dan kematian dalam jumlah besar.
Sebagian besar gempa bumi yang terjadi, menurut USGS, adalah guncangan yang berasal dari kedalaman dangkal. Berdasarkan catatan dari sejumlah gempa bumi dangkal, kerusakan yang disebabkan sangat besar.
Hal ini karena faktor lokasi, jarak pusat gempa, dan kedalaman gempa akan sangat memengaruhi besar atau kecilnya daya guncang di permukaan. Karena lokasinya dekat dengan permukaan, meskipun magnitudo gempa tidak terlalu besar, getarannya akan sangat keras.
Guncangan yang keras, ditambah dengan kondisi bangunan tidak tahan gempa, semakin menambah kehancuran wilayah yang dekat dengan pusat gempa.
Dari foto dan video, tampak bangunan-bangunan di wilayah yang hancur akibat gempa di Maroko sebagian besar terbuat dari batu bata dan lumpur. Batu bata yang menjadi bahan utama bangunan di Maroko tidak diperkuat dengan mortar. Hal tersebut membuat batu bata yang terpasang tidak merekat secara kuat dan maksimal. Akibatnya, bangunan tersebut mudah runtuh ketika gempa terjadi, bahkan dengan kekuatan yang cenderung tidak besar.