JAKARTA, iNews.id - Turki mengalami dua gempa bumi dahsyat pada Senin, 6 Februari 2023. Gempa pertama bermagnitudo 7,8 pada pukul 04.17 waktu setempat, disusul bermagnitudo 7,7 sekitar pukul 13.30. Kedua gempa bertitik pusat di provinsi yang sama, Kahramanmaras.
Gempa tersebut menghancurkan ribuan gedung permukiman dan ratusan ribu unit tempat tinggal tak bisa dihuni lagi. Hingga Senin (13/2/2023) pagi WIB, hampir 30.000 orang meninggal dunia di Turki, tepatnya 29.605 korban. Sementara korban tewas gempa Turki keseluruhan, termasuk di Suriah, teah menembus 33.000 orang.
Lantas apa penyebab gempa Turki menyebabkan banyak bangunan ambruk?
Melansir laman resmi Institut Teknologi Bandung (ITB), Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Irwan Meilanano menjelaskan, gempa tersebut tergolong dangkal yakni sekitar 18 km dari permukaan tanah.
Beberapa gempa susulan dengan magnitudo cukup besar juga terjadi. Setelah 11 menit dari gempa pertama, gempa susulan bermagnitudo 6,7 terjadi dan beberapa jam setelahnya gempa bermagnitudo 7,7 juga mengguncang.
Sementara itu sepanjan Minggu saja, tercatat 2.000 gempa susulan yang terjadi secara kontinu.
Penjelasan lain, pejabat di badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, Turki, Orhan Tatar, mengatakan kekuatan gempa di Turki setara dengan 500 ledakan bom nuklir. Artinya kekuatannya cukup untuk menghancurkan bangunan dan mematikan.
Kekuatan gempa itu jelas berpotensi bisa membuat bangunan ambruk. Namun pertanyaan yang muncul selanjutnya, seberapa kuat bangunan di Turki bisa menahan guncangan tersebut.
Otoritas Turki sedang menyelidiki dugaan kelalaian pengembang yang menyebabkan bangunan runtuh dengan mudah. Sampai Minggu kemarin, lebih dari 100 orang ditangkap terkait tuduhan cacat konstruksi pada bangunan.