Sebenarnya Ukraina sudah menggunakan sistem pertahanan udara ini sebelum Trump mengumumkannya. Presiden AS sebelumnya Joe Biden lebih dulu mengirim Patriot, namun Trump yang baru menjabat pada Januari lalu sempat menghentikannya.
Patriot sebenarnya tidak dirancang untuk mencegat rudal hipersonik Rusia. Setidaknya Raytheon belum mengonfirmasi apakah rudal tersebut mampu melakukannya. Namun pada Mei 2023, AS mengklaim Ukraina menggunakannya untuk menembak jatuh rudal hipersnik Kinzhal Rusia.
Raytheon, dalam keterangan di situs web resmi, mengklaim sejak Januari 2015, Patriot telah mencegat lebih dari 150 rudal balistik dalam berbagai operasi tempur.