Selain itu sudah menjadi tradisi, setiap pergantian kepala pemerintahan Jepang, kepercayaan publik meningkat terhadap sang pemimpin karena tingginya ekspektasi. Perdana menteri yang akan meletakkan jabatan, Yoshihide Suga, juga meraih kepercayaan tinggi yakni sekitar 70 persen setelah menjabat setahun lalu. Namun setelah itu dia mendapat kritikan keras atas penanganan pandemi Covid-19.
"Kishida tidak membuang waktu sama sekali. 31 Oktober menempatkan oposisi di tumitnya, mengambil keuntungan dari bulan madu hasil jajak pendapat, ditambah peluang lebih baik dari jumlah kasus (Covid-19) yang rendah," kata pengamat dari Center for American Progress, Tobias Harris.
Dia menambahkan, jika partainya menang dalam pemilihan umum bisa menjadi batu loncatan memenangkan pemilihan majelis tinggi pada tahun depan. Artinya, Kishida memiliki waktu hingga 3 tahun menjadi perdana menteri tanpa pemilu lagi.