NEW YORK, iNews.id - Ada fenomena mengkhawatirkan di Kota New York, Amerika Serikat. Hampir 4.000 orang meninggal setelah mengalami gejala seperti virus corona.
Namun data mereka tak tercatat sebagai korban Covid-19 karena belum menjalani tes. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena bisa saja ribuan orang tersebut menularkan penyakit ke anggota keluarga atau teman yang tak menyadari.
Dinas kesehatan kota menyebut, sebanyak 3.778 orang meninggal dengan gejala yang mirip dalam beberapa pekan terakhir. Sementara kasus kematian yang tercatat resmi akibat virus corona di Kota New York hingga Selasa (14/4/2020) mencapai 6.589 orang.
Dengan demikian, hampir mungkin korban meninggal telah menembus 10.000 orang, menjadikan kota berjuluk Big Apple itu sebagai pusat wabah Covid-19.
Komisioner dinas kesehatan kota, Oxiris Barbot, mengatakan kasus ini membantu pemerintah dalam menentukan skala dampak Covid-19. Angka 10.000 itu bisa jadi merupakan yang sebenarnya, sehingga pendekatannya akan berbeda dibandingkan jika jumlah korban lebih kecil.