ANKARA, iNews.id - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron histeris terkait perkembangan konflik di Libya, Suriah, serta perselisihan batasan laut di Mediterania Timur.
Hubungan antara dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu memburuk terkait perbedaan kebijakan soal konflik Suriah, perselisihan di Libya, serta sengketa wilayah laut Turki dengan Yunani yang kaya sumber energi.
Turki menuduh Prancis mendukung kelompok Khalifa Haftar di Libya dalam melawan pemerintah yang diakui resmi oleh PBB, namun Prancis membantah.
Turki dan Prancis juga nyaris bertikai pada Juni lalu. Pemicunya, kapal perang Prancis berusaha menggeledah kapal Turki sebagai bagian dari embargo senjata PBB terhadap Libya.
"Di Libya mereka (Prancis) mendukung pemberontak Haftar dan membuat kesalahan besar. Banyak hal yang berubah, keseimbangan bergeser, Haftar dikalahkan dan Macron menjadi histeris," kata Cavusoglu, dikutip dari AFP, Jumat (4/9/2020).