Para ahli memperkirakan, jumlah kuda nil di sana dapat meningkat menjadi 1.500 ekor pada 2024. Beberapa solusi, seperti merelokasi atau mengebiri agar berhenti berkembang biak, telah dipertimbangkan. Namun beberapa ilmuwan menilai langkah itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.
Ahli ekologi Nataly Castelblanco Martinez yakin satu-satunya solusi untuk melindungi lingkungan adalah dengan menurunkan jumlah kuda nil.
"Memang tidak ada yang menyukai gagasan menembak kuda nil, tapi kita harus menerima tidak ada cara lain yang akan berhasil," ucapnya.
Meski demikian, beberapa peneliti pada 2020 menemukan bahwa kuda nil justru membawa keragaman pada ekosistem. Satu tim ilmuwan, termasuk para ahli dari Universitas Sussex, menyatakan, kuda nil merupakan pengganti llama raksasa dan mamalia yang disebut notoungulata, keduanya telah punah.