KAIRO, iNews.id – Mesir sedang mempertimbangkan untuk menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Israel. Hal itu menyusul direbutnya pos perbatasan Rafah oleh militer zionis pekan lalu.
Pos penyeberangan yang berada di ujung selatan Jalur Gaza tersebut memiliki nilai penting dan merupakan arteri utama untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Kota Rafah. Sebelum militer Israel mengusai pos tersebut, kota itu menjadi tempat berlindung bagi 1,3 juta warga Palestina.
Seorang pejabat Mesir mengatakan, Kairo mulai mempertimbangkan untuk menurunkan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv, lantaran sebelumnya Israel telah berjanji bahwa pos penyeberangan Rafah tidak akan terpengaruh selama berlangsungnya perang dengan Hamas. Pihak zionis juga pernah menjamin bahwa warga Palestina akan diberikan waktu berminggu-minggu untuk mengungsi dengan aman dari Rafah.
“Tidak ada jaminan (janji Israel) yang terwujud, karena Israel memberi kami pemberitahuan singkat untuk memasuki penyeberangan (Rafah),” kata pejabat itu kepada Wall Street Journal (WSJ).
Pejabat Mesir lainnya mengatakan, Kairo belum sampai pada tahap mempertimbangkan untuk membatalkan Perjanjian Camp David yang menghasilkan perjanjian damai antara Mesir dan Israel pada 1979. Pejabat itu menambahkan, tidak ada bantuan kemanusiaan yang akan mencapai Rafah selama Israel mengendalikan perbatasan itu.
Senin (6/5/2024) lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengerahkan pasukan dan tank-tanknya di timur Rafah. Tentara zionis juga menguasai perbatasan Rafah dengan Mesir. Pihak berwenang Israel berdalih operasi tersebut bertujuan untuk melenyapkan sisa batalion pejuang Hamas di Jalur Gaza.