WASHINGTON, iNews.id - Kendati terjadi penembakan mematikan di tokonya, raksasa ritel Amerika Serikat (AS), Walmart, tidak berencana berhenti menjual senjata api dan amunisi.
Seorang pria melepaskan tembakan dengan senapan serbu ke sebuah Walmart yang berada di Texas pada Sabtu (3/8/2019) dan menewaskan 20 orang, hanya empat hari setelah seorang karyawan yang tidak puas menembak mati dua rekan kerjanya dan melukai seorang petugas polisi yang merespons di salah satu toko jaringan besar di Mississippi.
"Kami fokus untuk mendukung rekan kami, pelanggan kami dan seluruh komunitas El Paso," kata juru bicara, Randy Hargrove, seperti dilaporkan AFP, Senin (5/8/2019).
Setelah penembakan di El Paso, CEO Walmart Doug McMillon memposting di Instagram yang menyebut dirinya "tidak percaya" itu adalah serangan kedua dalam sepekan.
"Hati saya sakit untuk komunitas di El Paso, terutama kolega dan pelanggan di toko 2201 dan keluarga para korban," tulisnya.