“Air Canada menyadari bahwa peta interaktif pada armada Boeing 737 tidak secara konsisten menggambarkan batas-batas Timur Tengah tertentu, termasuk batas-batas negara Israel, pada semua tingkat amplifikasi,” bunyi pernyataan, seperti dikutip dari CNN.
Kebijakan Air Canada secara umum hanya menampilkan nama-nama kota pada peta di pesawat. Namun konfigurasi pada sistem tidak sesuai dengan kebijakan maskapai.
Ini bukan pertama kali peta Israel hilang dalam peta penerbangan. Pada 2024, maskapai JetBlue meminta maaf setelah masalah serupa terjadi dengan peta interktifnya. British Airways juga mengalami insiden serupa pada 2013.
Kemudian pada 2018 insiden serupa terjadi pada maskapai Swiss. Maskapai kemudian menerapkan kebijakan, menonaktifkan peta interaktif saat mendarat di Tel Aviv.