TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya tidak akan menerima tekanan dari siapa pun, termasuk Amerika Serikat, dalam menentukan negara-negara yang boleh mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Jalur Gaza.
Pernyataan keras itu disampaikan Netanyahu dalam sidang kabinet di Tel Aviv, Minggu (26/10/2025), menanggapi rencana pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk membentuk pasukan multinasional guna menjaga keamanan dan rekonstruksi Gaza pascaperang.
Netanyahu menegaskan, Israel adalah negara merdeka yang memiliki kendali penuh atas urusan keamanan nasionalnya. Dia menolak anggapan bahwa kebijakan pertahanan Israel dikendalikan oleh Washington.
“Kami memegang kendali atas keamanan kami. Kami juga telah menegaskan mengenai pasukan internasional: Israel akan menentukan pasukan mana yang tidak bisa kami terima, dan beginilah cara kami beroperasi dan akan terus beroperasi,” kata Netanyahu, seperti dikutip dari Reuters.
Isyarat Penolakan terhadap Negara Muslim
Komentar Netanyahu muncul setelah Trump menyebut beberapa negara, termasuk Indonesia, Turki, dan sejumlah negara Arab, telah menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi dalam pasukan perdamaian Gaza. Namun, Tel Aviv menunjukkan kekhawatiran terhadap komposisi pasukan tersebut, terutama dari negara-negara Muslim yang selama ini vokal membela Palestina.
Sinyal itu memperkuat dugaan bahwa Israel tak akan membiarkan pasukan dari negara-negara Muslim ditempatkan di Gaza, karena dianggap tidak akan menguntungkan posisi militer dan politik Tel Aviv.
Netanyahu pada pekan lalu bahkan mengisyaratkan penolakan kehadiran pasukan Turki di wilayah Gaza untuk peran apa pun. Hubungan kedua negara memburuk sejak perang pecah, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara terbuka menyebut Israel melakukan genosida terhadap warga Gaza.