Namun Cuomo menegaskan New York tidak dalam status karantina. Aktivitas bisnis di zona kontaminasi akan tetap buka. Dia juga memberi kebebasan kepada warga untuk keluar dan masuk.
"Anda tidak akan menulari orang. Ini merupakan langkah dramatis, tapi di sini adalah (salah satu) cluster terbesar (virus korona) di negara. Secara harfiah, ini masalah hidup dan mati," tuturnya, menjelaskan.
Sementara itu, warga New Rochelle mulai khawatir dengan pengerahan pasukan.
"Orang-orang takut, ini situasi tidak biasa. Ini membuat warga gugup jika berada di sekitar orang lain, gugup untuk masuk ke tempat usaha dan semacamnya," kata Miles Goldberg, pengelola bar.
Warga lain pemilik gym, Tim Eble, mencoba tenang. Dia mengatakan tak berniat untuk menutup tempat usahanya saat ini.
"Hanya tindakan pencegahan ekstra untuk menjaga kebersihan," ujarnya.
Kasus virus korona di New York berpusat di sebuah tempat ibadah Yahudi, Sinagog, New Rochelle. Seorang pria warga setempat yang merupakan pengacara, merupakan penderita pertama di Negara Bagian New York.