KIEV, iNews.id - Pasukan Ukraina dan sebagian warga sipil masih bertahan di pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol. Pasukan Rusia merebut kota pelabuhan tersebut pada Kamis kemarin dan sisa-sisa kekuatan Ukraina bertahan di pabrik seluas 11 kilometer persegi tersebut.
Seorang prajurit pasukan Garda Nasional Ukraina Leonid Kuznetsov mengatakan, waktu yang dimiliki tentara yang bertahan di pabrik hampir habis. Banyak dari mereka yang terluka tak bisa mendapatkan perawatan memadai. Kondisi itu diperparah dengan menipisnya persediaan makanan dan minuman.
Dia dan rekan-rekannya bertahan di pabrik baja Azovstal hanya berbebekal senjata ringan, seperti senapan mesin dan pistol. Senjata itu harus melawan pasukan Rusia yang dilengkapi tank, jet tempur, serta artileri. Mereka bersembunyi di bunker sempit dengan kedalaman sekitar 2 meter di bawah tanah.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis kemarin memerintahkan pasukannya untuk tidak membombardir pabrik itu lagi, namun menjaganya dengan ketat. Tak ada seorang pun yang boleh keluar, bahkan seekor lalat pun. Ini artinya para pasukan Ukraina yang bertahan bisa mati secara perlahan.
"Saya saat ini masih hidup dan sehat, tapi kondisinya sangat sulit. Kami kehabisan makanan dan air. Ada sekitar 1.000 warga sipil di pabrik. Saya tak bisa mengatakan ada berapa tentara yang ada di sini. Ada banyak, banyak yang terluka namun tak ada cukup obat-obatan. Luka yang kecil saja bisa berakibat fatal, bahkan tidak ada perban," kata pria 25 tahun itu, dikutip dari The New York Times, Jumat (22/4/2022).