Panas! Amerika Kerahkan Rudal Jarak Jauh di Jerman, Rusia Terancam dan Tak Akan Tinggal Diam

Ahmad Islamy Jamil
Uji coba rudal Tomahawk di salah satu kapal perang AS, beberapa tahun lalu. (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNews.id - Amerika Serikat telah memutuskan untuk mengerahkan rudal jarak jauhnya di Jerman. Tak pelak, langkah itu langsung menuai reaksi keras dari Moskow.

Gedung Putih pada Rabu (10/7/2024) menyatakan, Amerika akan memulai pengerahan kemampuan rudal jarak jauh dari Satuan Tugas Multidomain secara bertahap ke Jerman pada 2026. Langkah itu sebagai bagian dari upaya Washington untuk mengembangkan keberadaan persenjataan itu di kawasan tersebut.

"Tindakan (AS) ini ditujukan terutama untuk membahayakan keamanan negara kami, terlepas dari apakah peluang negosiasi pengendalian senjata di masa depan akan meningkat, atau malah sia-sia," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, Kamis (11/7/2024).

Menurut dia, keputusan AS mengerahkan rudal jarak jauh di Jerman itu baru sebagian kecil dari bentuk intimidasi yang saat ini digunakan NATO dan AS terkait Rusia. Namun, kata Ryabkov, langkah ini jelas dapat mengulangi lagi sejarah Perang Dingin.

Dia mengingatkan, Rusia tidak akan tinggal diam atas kebijakan AS itu dan pasti akan mengeluarkan tanggapan militernya. "Sifat reaksi kami akan ditentukan dengan cara yang tenang dan profesional. Militer kami sudah mulai menangani masalah ini," ujar Ryabkov.

"Tentu saja kami akan menganalisis sistem (rudal) spesifik mana yang akan dibahas nanti. Kami akan menentukan respons militer terhadap ancaman baru ini," ucapnya.

Dia menduga, rudal jarak jauh yang bakal dikerahkan AS di Jerman adalah versi darat dari rudal jelajah Tomahawk dan rudal SM-6.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
8 jam lalu

Anggota DPR AS Kutuk Kebijakan Trump Larang Masuk Warga Palestina: Kejam!

Internasional
9 jam lalu

Trump Larang Warga Palestina dan Suriah Masuk Amerika, Ini Alasannya

Internasional
9 jam lalu

Trump Larang Masuk Warga Palestina dan Suriah ke Amerika

Internasional
1 hari lalu

Trump Sebut 30.000 Orang di Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal