LONDON, iNews.id - Langkah tegas diambil Raja Charles III terhadap adiknya, Pangeran Andrew. Untuk pertama kali dalam lebih dari seabad, seorang bangsawan senior Inggris dilucuti seluruh gelarnya dan diusir dari kediaman kerajaan.
Keputusan ini menjadikan Andrew sosok pertama yang mengalami nasib serupa sejak 1919, ketika Pangeran Ernest Augustus dicabut gelarnya karena berpihak pada Jerman saat Perang Dunia I.
Istana Buckingham pada Kamis (30/10/2025) mengonfirmasi bahwa Raja Charles telah memulai proses formal untuk mencabut seluruh gelar dan kehormatan kerajaan yang disandang Andrew Mountbatten Windsor, sebelumnya dikenal sebagai Pangeran Andrew, Duke of York. Langkah itu diambil setelah serangkaian skandal yang menyeret nama Andrew dalam kasus predator seks mendiang Jeffrey Epstein.
“Yang Mulia Raja menghukum Pangeran Andrew atas kesalahan penilaian serius. Meski dia terus membantah tuduhan terhadapnya, simpati terdalam Raja tetap kepada para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” bunyi pernyataan resmi Istana Buckingham, dikutip dari Al Jazeera.
Dengan keputusan tersebut, Andrew kehilangan status kebangsawanannya dan harus meninggalkan Royal Lodge, kediaman megahnya di kawasan Windsor. Dia kini akan menempati rumah pribadi tanpa fasilitas kerajaan.
Skandal Epstein yang Menghancurkan
Desakan publik untuk mencabut gelar Andrew kian membesar setelah muncul bukti baru mengenai kedekatannya dengan Jeffrey Epstein dan tuduhan pelecehan seksual terhadap korban bernama Virginia Roberts Giuffre. Dalam buku memoarnya Nobody’s Girl yang baru diterbitkan, Giuffre mengungkap rincian hubungan gelap dengan Andrew sejak dirinya berusia 17 tahun.
Giuffre, yang meninggal dunia awal tahun ini karena bunuh diri, menuduh Andrew terlibat dalam tiga pertemuan seksual dan menggambarkan sang pangeran seolah memiliki kekebalan karena status kebangsaannya.
Andrew selama ini membantah tuduhan tersebut, namun tekanan publik dan media membuatnya mundur dari tugas-tugas kerajaan sejak November 2019. Ia kemudian menyelesaikan gugatan perdata Giuffre di luar pengadilan pada 2022 dengan membayar jutaan dolar, tanpa mengakui kesalahan namun menyatakan “pengakuan atas penderitaan korban perdagangan seks.”