LONDON, iNews.id - Pangeran Andrew, adik Raja Charles III, kembali menjadi sorotan publik setelah resmi melepas gelar kebangsawanan Duke of York. Keputusan itu diambil menyusul gelombang kritik atas hubungannya dengan predator seks anak-anak, mendiang Jeffrey Epstein.
Langkah dramatis ini menandai babak baru dalam perjalanan hidup seorang bangsawan Inggris yang dulu disanjung sebagai pahlawan perang, namun kini dicap sebagai simbol kemerosotan moral kerajaan.
Dari Pahlawan Perang ke Sorotan Skandal
Pangeran Andrew lahir pada 19 Februari 1960 sebagai anak ketiga dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Dia dikenal sejak muda sebagai sosok energik yang memilih jalur militer dibanding kehidupan istana.
Pada akhir 1970-an, Andrew bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy) dan menjadi pilot helikopter. Karier militernya mencapai puncak saat bertugas dalam Perang Falklands melawan Argentina pada 1982. Dia dikenal berani terbang di bawah tembakan musuh dan sempat dijuluki “pahlawan muda kerajaan”.
Namun kejayaan itu tak berlangsung lama. Setelah meninggalkan dinas aktif, kehidupan pribadi Andrew mulai menarik perhatian media. Dia kerap terlihat di pesta kalangan elite dan dikenal dekat dengan sejumlah sosialita dunia. Gaya hidup glamor inilah yang kelak memberinya julukan playboy prince.
Hubungan Kontroversial dengan Jeffrey Epstein
Nama baik Andrew benar-benar runtuh ketika kedekatannya dengan miliarder asal Amerika Serikat, Jeffrey Epstein, terbongkar. Epstein dikenal sebagai pedagang seks yang memperdagangkan gadis-gadis muda kepada tokoh berpengaruh di dunia.
Andrew beberapa kali terlihat menghadiri pesta Epstein dan bepergian bersamanya, bahkan setelah Epstein dinyatakan bersalah atas kejahatan seksual. Hubungan itu memunculkan tuduhan bahwa sang pangeran turut menikmati “fasilitas” yang disediakan oleh Epstein.
Salah satu korban Epstein, Virginia Roberts Giuffre, mengaku dijual oleh Epstein untuk berhubungan seks dengan Andrew saat dirinya masih berusia 17 tahun. Dalam memoarnya, Giuffre menyebut pertemuan itu terjadi di London dan Kepulauan Virgin.
Andrew membantah keras tuduhan tersebut, namun publik terlanjur kehilangan kepercayaan. Kasus Giuffre akhirnya diselesaikan di luar pengadilan pada 2022 dengan pembayaran kompensasi besar yang tak diungkap ke publik.
Dalam dokumen pengadilan, Andrew mengakui bahwa Epstein adalah predator seksual dan Giuffre adalah korban pelecehan, namun tetap bersikeras dirinya tidak bersalah.