WASHINGTON DC, iNews.id – Panglima Militer AS, Jenderal Mark Milley, terancam dicopot. Hal itu menyusul terbitnya sebuah buku yang mengungkapkan sang jenderal secara diam-diam menghubungi petinggi militer China, tahun lalu.
Dalam buku itu, wartawan Bob Woodward dan Robert Costa mewawancarai 200 sumber berbeda untuk mengupas seputar kekacauan dan transisi kekuasaan antara masa kepresidenan Donald Trump dan Joe Biden. Seruan agar Milley segera mundur dari jabatannya pun kian meningkat di Amerika Serikat, belakangan ini.
Buku berjudul “Peril” itu mengungkapkan bahwa Jenderal Milley menelepon rekannya dari China sebelum Pemilu AS 3 November 2020 digelar. Menurut ulasan buku itu di laman Washington Post, Milley juga menelepon jenderal China bernama Li Zuocheng, beberapa hari setelah kerusuhan 6 Januari lalu di Gedung DPR AS (US Capitol).
Kala itu, Milley dilaporkan mengatakan kepada Li bahwa dia berharap untuk meredakan ketakutan akan serangan AS terhadap China. Kalaupun Trump memerintahkan serangan ke Tiongkok, jenderal top AS itu berjanji akan memberi tahu China sebelumnya.
“Jenderal Li, Anda dan saya sudah saling kenal selama lima tahun. Jika kami (AS) akan menyerang (China), saya akan menelepon Anda sebelumnya. Itu tidak akan mengejutkan,” kata Milley seperti dikutip buku itu.
Wartawan telah memintai komentar Gedung Putih terkait laporan Woodward dan Costa itu. Namun, istana kepresidenan AS itu meminta agar persoalan tersebut ditanya langsung kepada Departemen Pertahanan AS (Pentagon).