Akhirnya dia meyakini bahwa Qiu sudah meninggal di medan perang. Setelah itu Liu kembali menikah lagi dengan pria lain. Suami kedua adalah seorang juru masak dari Fuling. Namun rumah tangga mereka tak awet karena sang suami ringan tangan. Setelah cerai, dia tinggal di Chongqing dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Sementara itu Qiu tinggal di Chongqing. Karena pernah menjadi tentara dia diangkat menjadi polisi, bahkan sempat menjabat kepala kepolisian. Qiu juga menikah dengan perempuan lain dan dikaruniai dua anak, laki-laki dan perempuan.
Namun dia ditangkap atas tuduhan terlibat pemberontakan. Qiu menjalani hukuman 21 tahun penjara. Setelah bebas pada 1975, dia mendapati kenyataan ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya. Setelah itu dia sempat tinggal di Xinjiang sebelum kembali lagi ke Chongqing.
Kemudian pada 1997, Liu yang sudah berusia 80 tahun, meminta kepada temannya, Li Lazhi, untuk dicarikan jodoh karena tak bisa hidup sendiri. Li mengenal seorang laki-laki di kampung sebelah, hidup sendiri, dan usianya sepantaran dengan Liu.
Laki-laki itu hidup miskin, tak ada perabotan di rumahnya melainkan peralatan sekadar penunjang hidup. Setelah itu mereka sepakat menikah.
Semua baru terungkap setelah beberapa hari pernikahan, mereka saling bercerita satu sama lain. Cerita yang disampaikan sangat mirip dengan kondisi mereka saat itu. Qiu terkejut bukan main setelah Liu mengatakan suami pertamanya bernama sama. Dia adalah seorang tentara yang tewas dalam perang melawan Jepang. Sejak itu mereka hidup bersama saling menjaga.
Keduanya menjalani kehidupan bahagia selama sekitar 2 tahun. Liu meninggal lebih dulu, disusul Qiu 20 hari kemudian.