"Semua pihak harus meninggalkan penggunaan aksi kekerasan. Kami mendesak para pemimpin politik untuk terlibat dalam diskusi yang bermakna untuk bekerja untuk menyelesaikan krisis saat ini," tutur Hurtado.
Sebelumnya, bentrokan sengit sempat pecah di Venezuela saat upaya kudeta terhadap Presiden Nicolas Maduro dilancarkan kelompok oposisi yang dipimpin Juan Guaido. Sebagian tentara Venezuela ikut berada di barisan oposisi.
Namun upaya kudeta itu gagal dan berujung pada bentrokan sengit di ibu kota Caracas pada Selasa (30/4) waktu setempat.
Para demonstran dihujani tembakan dan gas air mata yang diluncurkan oleh tentara loyalis Maduro di dalam pangkalan udara tersebut. Sebuah kendaraan lapis baja milik Garda Nasional Venezuela juga menabrak kerumunan demonstran, yang melemparkan batu dan memukuli kendaraan tersebut.
Sedikitnya 78 orang luka-luka dalam bentrokan tersebut. Kebanyakan dari mereka terkena tembakan peluru karet.
Venezuela diguncang krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah Guaido menyatakan dirinya sebagai pemimpin sementara negara itu pada Januari lalu.
Dia diakui sebagai pemimpin Venezuela oleh lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat dan sebagian besar di Amerika Latin.