"Meskipun ada dugaan yang dapat dipercaya tentang pembunuhan di luar hukum yang meluas dan sistematis dalam konteks kampanye melawan obat-obatan terlarang, di sana ada kondisi yang mendekati impunitas atas pelanggaran semacam itu" demikian isi laporan Kantor Hak Asasi PBB dikutip dari Reuters.
"Situasi hak asasi manusia di Filipina ditandai oleh fokus menyeluruh pada ketertiban umum dan keamanan nasional, termasuk melawan terorisme dan obat-obatan terlarang."
"Angka paling konservatif, berdasarkan data pemerintah, menunjukkan bahwa sejak Juli 2016 sebanyak 8.663 orang telah terbunuh, dengan perkiraan lain hingga tiga kali lipat dari jumlah itu," lanjut isi laporan.
Pemerintah Filipina merilis jumlah 223.780 pelaku narkoba ditangkap dalam rentang pertengahan Juli 2016 sampai 2019. Namun, perang terhadap pengedar narkoba serta aturannya yang dianggap kurang jelas menimbulkan kekhawatiran banyak kasus ini dapat menjadi penangkapan sewenang-wenang.