GAZA, iNews.id - Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina. Sementara itu, 11 tentara zionis tewas dalam pertempuran di wilayah tersebut, Selasa (31/10/2023) kemarin.
Radio Angkatan Darat Israel mengatakan, sebagian besar tentara yang mati itu adalah prajurit infanteri zionis yang kendaraannya terkena rudal anti-lapis baja.
Israel mengirimkan pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu melakukan pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan Hamas beberapa pekan lalu. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun mengklaim, serangan udara di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah menewaskan Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas yang disebut-sebut berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan penyerangan 7 Oktober lalu.
Juru Bicara IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan, puluhan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari. Menurut dia mereka juga tewas ketika terowongan itu runtuh setelah diserang Israel.
“Saya memahami bahwa hal ini juga menjadi alasan mengapa ada banyak laporan mengenai kerusakan tambahan dan korban di pihak non-tempur. Kami juga sedang menyelidiki hal tersebut,” katanya seperti dikutip Reuters, Rabu (1/1/2023).
Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, membantah ada komandan seniornya yang berada di kamp tersebut. Dia pun menduga klaim tersebut hanya menjadi dalih Israel untuk membunuh warga sipil Gaza. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, sedikitnya 50 warga Palestina tewas dan 150 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel, kemarin.
Pernyataan Hamas mengatakan, ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga para pengungsi akibat perang dengan Israel sejak 1948. Sementara Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban yang dilaporkan itu.
Ledakan itu menyisakan kawah besar yang dikelilingi reruntuhan bangunan. Israel berulang kali memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang memilih tetap bertahan.