Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Ukraina tak jujur dalam mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Dia menegaskan Ukraina akan mendapat jaminan keamanan dari negara-negara Dewan Keamanan PBB jika jujur dalam negosiasi.
Lebih lanjut Lavrov menuding ada permainan antara Ukraina dengan negara sekutu untuk mengulur-ulur waktu pembicaraan damai.
"Kami terjebak karena ketidakkonsistenan mereka, karena keinginan mereka untuk bermain game setiap saat, dan, sejauh yang saya duga, karena instruksi yang mereka dapat dari Washington, London, dan ibu kota lainnya, untuk tidak mempercepat proses negosiasi," kata Lavrov.
Amerika Serikat dan Inggris menyampaikan dukungan kepada Ukraina untuk pembicaraan damai, tapi di sisi lain terus mengirim persenjataan.
Presiden AS Joe Biden pada Kamis lalu meminta Kongres untuk menyetujui bantuan baru senilai 33 miliar dolar, sebanyak 20 miliar dolar di antaranya dalam bentuk persenjataan. Permintaan Biden itu didukung bipartisan.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi berharap bisa meloloskan paket bantuan itu sesegera mungkin.