LONDON, iNews.id – Masyarakat di seluruh Inggris mendatangi tempat-tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilih mereka dalam pemilihan umum (pemilu), Kamis (4/7/2024). Hasil pemungutan suara hari ini diprediksi bakal menggulingkan pemerintahan Partai Koservatif yang sudah 14 tahun berkuasa di negara itu.
Para kandidat di 650 daerah pemilihan (dapil) bakal memperbutkan kursi di House of Commons (DPR) Inggris. Partai yang memperoleh sedikitnya 326 kursi di parlemen itu, bakal menjadi mayoritas dan berhak membentuk pemerintahn.
Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Rishi Sunak dalam kampanyenya berjanji untuk memotong pajak, melindungi dana pensiun, dan mengurangi arus imigrasi. Partai berkuasa itu juga telah mendorong lahirnya UU untuk “membuang” para pencari suaka yang tak berdokumen di Inggris ke Rwanda. Partai itu pun mengklaim masih ada pekerjaan mendesak yang harus dituntaskan ke depan.
“Kami akan berjuang untuk setiap suara. Kami akan memperjuangkan nilai-nilai kami. Dan kami akan memperjuangkan visi kami tentang Inggris,” kata Sunak saat berkampanye di Hampshire, Rabu (3/7/2024).
Sementara Pemimpin Partai Buruh, Sir Keir Starmer, berjanji untuk mewujudkan stabilitas ekonomi dan meningkatkan layanan kesehatan nasional, termasuk mengurangi waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pengobatan. “Jika Anda menginginkan perubahan, Anda harus memilihnya (Partai Buruh),” kata Starmer kepada para pendukungnya dalam kampanye di Worcestershire.
Proyeksi akhir YouGov menunjukkan bahwa Partai Buruh akan memenangkan rekor mayoritas dengan 431 kursi. Sementara Partai Konservatif akan kehilangan dua pertiga kursi mereka, sehingga nanti hanya memiliki 102 kursi. Sunak bahkan bisa membuat sejarah dengan menjadi perdana menteri Inggris pertama yang kehilangan kursi sendiri di dapilnya.