Di antara para penumpang merupakan para ilmuwan dari dua universitas Australia untuk memantau pola tidur penumpang, tingkat melatonin, dan konsumsi makanan. Pilot juga akan menggunakan perangkat yang bisa melacak gelombang otak untuk menjaga kewaspadaan mereka.
Perbedaan waktu antara New York dan Sydney mencapai 15 jam, untuk itu ilmuwan juga akan mempelajari dampak jetlag para penumpang.
"Kami tahu dari ilmu dasar ritme sirkadian bahwa perbedaan waktu lebih besar antara lokasi keberangkatan dan kedatangan, serta terbang ke timur ketimbang ke barat, cenderung membuat orang merasakan jetlag," kata profesor Universitas Sydney, Stephen Simpson, dikutip dari AFP.
Qantas tahun lalu memperkenalkan layanan langsung pertama dari dari Perth ke London, Inggris, dengan perjalanan 17 jam, salah satu penerbangan komersial terpanjang di dunia.
Selain rute New York-Sydney, Qantas akan menguji layanan dari London ke Sydney dalam beberapa bulan mendatang.
Maskapai ini sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan layanan komersial pada rute maraton.