Pengamat Sebut Netanyahu Geser Perang ke Lebanon karena Gagal di Gaza

Anton Suhartono
Pengamat Timur Tengah dari American University Said Arikat menilai PM Israel Benjamin Netanyahu menggeser perang ke Lebanon karena gagal di Jalur Gaza (Foto: AP)

WASHINGTON, iNews.id - Pengamat Timur Tengah dari American University Said Arikat menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggeser perang ke Lebanon karena gagal di Jalur Gaza. Dia ingin menutupi malu akibat gagal mencapai tujuannya di Gaza sejak perang pecah hampir setahun lalu.

Pengamat yang juga penulis untuk surat kabar Al Quds Daily itu menambahkan, Netanyahu mengungkap tiga tujuan perang di Gaza, yakni melenyapkan Hamas, membebaskan sandera dengan kekuatan militer, serta mengganti rezim di Gaza. Semua tujuan itu belum tercapai. 

"Dia gagal dalam ketiganya," katanya, seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (24/9/2024).

Perang melawan Hizbullah Lebanon, lanjut dia, merupakan malapateka baru bagi Israel. Sejak perang di perbatasan utara berkecamuk, ratusan ribu warga Israel yang bermukim di kota-kota perbatasan terpaksa mengungsi.

"Kita pasti akan melihat eskalasi di pihak Hizbullah selama beberapa hari ke depan. Jadi, kemungkinan besar kita akan melihat lebih banyak warga Israel meninggalkan rumah dan kota mereka, pergi lebih jauh ke dalam (wilayah) Israel," ujarnya.

Arikat menegaskan, Israel hanya bermimpi bisa menduduki Lebanon. Pasalnya, ini bukan perang pertama. Berdasarkan pengalaman pada perang sebelumnya, Israel selalu bisa diusir dari Lebanon. Oleh karena itu Arikat menilai pembicaraan mengenai upaya Israel menduduki Lebanon merupakan hal bodoh.

"Karena mereka telah mencoba sebelumnya. Israel menduduki Lebanon untuk waktu yang sangat lama kemudian diusir keluar pada 2000, sebagian besar oleh perlawanan kelompok Hizbullah," ujarnya.

Arikat menambahkan, Amerika Serikat (AS) juga gagal mendesak Israel untuk mau menyepakati gencatan senjata di Gaza. Padahal AS memiliki pengaruh besar terhadap Israel, namun posisi itu tetap tak bisa diandalkan.

“Dalam kemitraan ini, Amerika adalah mitra senior. Mereka adalah pihak yang memasok senjata, (memberi) lampu hijau, dan perlindungan di PBB,” kata Arikat, seraya menambahkan di sisi lain AS telah gagal menggunakan pengaruhnya terhadap Israel.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
3 jam lalu

Langgar Gencatan Senjata Lagi, Drone dan Tank Israel Serang Gaza

Internasional
7 jam lalu

Drone Israel Serang Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL di Lebanon

Internasional
10 jam lalu

Pengadilan Kejahatan Perang Gaza Serukan Israel Dikucilkan dari Kancah Internasional

Internasional
10 jam lalu

Netanyahu Bakal Tolak Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal