Namun dia menilai adalah hal wajar bagi AS memiliki kebijakan ganda kepada Israel, di samping menyerukan de-eskalasi, di sisi lain membelanya.
“Sikap AS sangat jelas, berada di pihak Israel,” kata Arikat.
Dia juga yakin, Israel tidak mungkin berani melancarkan serangan ke Lebanon tanpa lampu hijau dari AS. Dia mencontohkan jet tempur F-35 yang digunakan Israel menggempur Beirut adalah buatan AS.
"Bagaimanapun, ini adalah pesawat terbang dan senjata Amerika, termasuk jet tempur F-35 dan rudal Hellfire,” tuturnya.
Selain itu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga berkomunikasi erat hampir setiap hari dengan mitranya Yoav Gallant. Ini berarti ada pertukaran informasi yang intensif antara Israel dengan AS soal perang.
"Jika AS mengatakan mereka benar-benar khawatir, tentu saja mereka khawatir. Mereka tidak ingin melihat ini menjadi tidak terkendali. Namun, ketika mereka berbicara tentang de-eskalasi, perlu diingat bahwa ini berarti Israel bisa menyerang tapi yang lain tidak bisa meresponsnya," tuturnya.