TOKYO, iNews.id - Gempa bumi bermagnitudo 7,5 yang mengguncang lepas pantai Prefektur Aomori pada Senin (8/12/2025) malam tidak hanya menyebabkan tsunami kecil setinggi 70 sentimeter di wilayah Aomori dan Hokkaido, tetapi juga memicu kekhawatiran serius di kalangan pakar seismologi Jepang.
Para ahli memperingatkan, rangkaian aktivitas tektonik setelah guncangan utama dapat menghasilkan gempa susulan yang justru lebih besar.
Mengapa Gempa Ini Berpotensi Memicu Guncangan Lebih Besar?
Menurut para peneliti, gempa M7,5 tersebut terjadi di kedalaman menengah sekitar 54 kilometer dan berada di zona pertemuan lempeng yang sangat aktif. Kondisi ini membuat pergerakan tektonik di wilayah tersebut menjadi rumit dan rentan terhadap perubahan tekanan mendadak.
Profesor Yoshihiro Hiramatsu dari Universitas Kanazawa menjelaskan, gempa terbaru ini muncul dari segmen lempeng yang belum pecah saat gempa raksasa Tohoku M9,0 pada 2011. Artinya, masih ada bagian zona subduksi yang menyimpan energi besar dan belum melepaskan tekanan sejak peristiwa 14 tahun lalu.
“Melihat kedalaman sumber dan sudut patahannya, gempa ini berasal dari batas lempeng tempat sisi lautan menunjam ke bawah sisi daratan Jepang,” ujarnya.
Dia menambahkan wilayah tersebut memiliki riwayat gempa besar, termasuk peristiwa M8 di lepas pantai Tokachi pada 1968.
Karena segmen yang aktif saat ini berada tepat di utara zona patahan 2011, tekanan tektonik di area itu bisa berubah drastis setelah gempa pada Senin malam. Perubahan tekanan itulah yang dapat memicu gempa susulan yang bahkan lebih kuat.