Penyelidikan Kasus Pemberontakan Tentara Bayaran Wagner Dihentikan, Putin Tepati Janji

Anton Suhartono
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menghentikan penyelidikan kasus pemberontakan tentara Wagner Group (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNews.id - Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menghentikan penyelidikan terhadap para tantara bayaran Wagner Group terkait pemberontakan akhir pekan lalu. Para tentara tersebut menghentikan pemberontakan yang berlangsung selama 24 jam.

"Selama penyelidikan kasus kriminal yang diprakarsai oleh departemen investigasi Dinas Keamanan Federal Rusia pada 23 Juni, atas fakta pemberontakan bersenjata, ditetapkan bahwa pada 24 Juni para pelakunya menghentikan tindakan yang secara langsung bertujuan melakukan kejahatan. Mempertimbangkan hal ini dan kondisi lain yang sesuai dengan penyelidikan, pada 27 Juni, otoritas penyidik mengeluarkan keputusan untuk menutup kasus pidana tersebut," bunyi pernyataan FSB, seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (27/6/2023).

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyambut penghentian penyelidikan tersebut. Menurut dia, pemerintah telah menepati janjinya untuk menghentikan penyelidikan karena pertumpahan darah berhasil dihindari.

“Saya ulangi sekali lagi, keinginan Presiden (Putin) adalah mencegah peristiwa berkembang menjadi skenario terburuk. Ada kesepakatan tertentu untuk menghindari skenario terburuk itu dan ada janji tertentu dari Presiden, jaminan tertentu dari Presiden. Perjanjian sedang dilaksanakan," kata Peskov.

Selama pemberontakan, tentara bayaran Wagner Group merebut markas militer Distrik Selatan yang berada di Kota Rostov on Don. Sebagian lainnya menuju Moskow untuk menggulingkan kepemimpinan militer. Di perjalanan, tentara Wagner sempat menembak jatuh helikopter tempur pasukan Rusia yang berusaha menghambat perjalanan konvoi bersenjata. Akibatnya pilot helikopter tersebut tewas.   

Prigozhin memimpin pemberontakan setelah menuduh Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia menyerang kamp lapangan kelompok militer tersebut yang menewaskan 30 orang. Kemhan Rusia membantah melakukan seragan rudal tersebut.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
9 hari lalu

Diplomasi Rudal, Kim Jong Un Pamer Senjata Nuklir Baru untuk Rayu Rusia dan China?

Internasional
11 hari lalu

Trump Terharu Iran dan Rusia Dukung Proposalnya Mendamaikan Gaza

Internasional
17 hari lalu

Trump Ejek Rusia Negara Macan Kertas, Putin: Lalu NATO itu Apa?

Internasional
18 hari lalu

Putin Soroti Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS, Bawa-Bawa Inggris dan Prancis

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal